RAGAM SENI BUDAYA MELAYU RIAU
DALAM
TEATER BANGSAWAN
Oleh : Temul Amsal
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan keindahan perasaan
keindahan manusia ini nampak dalam ungkapan-ungkapan perasaan yang dituangkan
melalui bentuk karya seni, seperti seni suara, musik, tari, teater, seni rupa
dan berbagai kerajinan, tata busana, tata rias rambut, disamping itu juga
termasuk bangunan dan tata hias ruang. Dalam seni sastra antara lain sajak,
syair, pantun, berbagai jenis cerita dan nyanyi panjang,dsb.
Karya-karya seni tersebut,
secara langsung ataupun tidak dipengaruhi oleh pandangan hidup Sang Seniman
sebagai penciptanya, yakni lingkungan fisik, lingkungan social budaya serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Orang Melayu yang sebahagian
besar bermukim di daerah Riau memiliki jenis kesenian tersebut di atas. Jenis
kesenian ini begitu berfariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Perbedaan ini terjadi karena pembauran dengan berbagai unsure seni yang masuk
dari daerah lain, serta pengaruh likungan fisik social budaya daerah
masing-masing.
RAGAM BUDAYA
MELAYU
DALAM PAGELARAN TEATER BANGSAWAN
Ragam
Budaya Melayu yang terkandung dalam Teater Bangsawan, antara lain :
a. Tokoh / Peran
Dalam Teater
bangsawan, biasanya tokoh/peran yang ditampilkan terdiri dari :
-
sultan / raja
-
permaisuri
-
putra mahkota / putrid
-
datuk bendahara
-
dukun
-
panglima
-
serta rakyat biasa.
b. Bahasa
Dalam Teter
Bangsawan masih digunakan bahasa Melayu, tetapi dalam perkembangan terakhir,
karena pagelarannya sudah banyak di tonton oleh masyarakat luas dari berbagai
daerah dipakai bahasa Indonesia., namun masih tetap mempertahankan seni
keindahan bahasa Melayu yang terdiri dari :
-
syair
-
petata-petitih / ungkapan
-
puisi
-
pantun
-
gurindam
-
bahasa berantai dsb.
- syair :
Syair biasanya
merupakan bagian pembuka dan penutup pertunjukan. ada juga yang dibuat sebagai
pemisahan babak. Contoh sbb :
SERIKANDI ZUBAIDAH
Tersebut kisah zaman
dahulu
Seorang putrid elok
terlalu
Zubaidah namanya
sudahlah tentu
Dipelalawan tempatnya
meletakkan hulu
Zubaidah putri sangat suka cita
Bertunangan dengan
seorang perwira
Panglima kerajaan yang
sangat setia
Kudin namanya pendekar
Negara
Suatu hari si Kudin
pendekar
Ditugaskan Sultan pergi
beredar
Menghadang musuh
kebenteng besar
Meninggalkan kekasihnya
berhati gobar
Ditakdirkan oleh Tuhan
Rabbana
Musuh yang kalah bermuslihat pula
Benteng besar
berpindah kuasa
Kudin pendekar terluka
parah
Disaat demikian
Zubaidah datang
Melihat kekasihnya
sedang mengerang
Diikatnya kain keris
dipinggang
Bertekat mati sama
digelanggang
(Banjir Darah di Mempusun: Essa Putra Assaggaf)
LANCANG KUNING
Lancang tak turun dari galangnya
Seorang
panglima bernama Hasan
Berbuat nekat mengkhianati teman
Isteri Umar dijadikan korban
Menurunkan lancang ketengah lautan
Umar marah bukan kepalang
Ia mengamuk sambil meradang
Menuduh Laksemana berbuat curang
Melampiaskan dendam tanpa ditimbang
( Lancang Kuning …..Temul Amsal)
- dialog dalam
bentuk petata-petitih / ungkapan :
Percakapan antara pelaku, yang memperguna kan
petata-petitih pada adegan-adegan tertentu
seperti :
ALANG LOMA
Aku lelaki, Puan Suri.
PUAN SURI
Seorang lelaki, senantiasa membusungkan dada. Berkata jujur dan setia.
ALANG LOMA
Kejujuran tak lagi punya arti
Kesetiaan tak lagi punya makna
Kini semua sudah berubah
Yang melempar, menyembunyikan tangan
Yang berkata, menyembunyikan lidah.
PUAN SURI
Justeru itu kita harus tetap pada pendirian.
Mana yang tegak ditegakkan
Mana yang duduk didudukkan
Kanda dengar itu ?
ALANG LOMA
Aku mendengarnya, Puan Suri
Menolak permintaan Raja, sama dengan menghempaskan kaca kemuka. Kita
sendiri yang terluka.
PUAN SURI
Mati membela kebenaran, jauh lebih terpuji,
dari hidup memendam dendam.
ALANG LOMA
Tenanglah ! Biar kanda yang bicara.
Dinda pergilah bersembunyi !
PUAN SURI
Bersembunyi ? bukankah itu ucapan perempuan.
ALANG LOMA
Suara perempuan yang keluar dari mulut seorang lelaki, akan lebih terpuji
dari perempuan itu sendiri yang meneriakkan suara jantan.
PUAN SURI
Ungkapan yang memalukan. Sungguh menjijikan.
ALANG LOMA
Kita rakyat, Puan Suri. Sadarilah
itu.
PUAN SURI
Seekor kucing peliharaanpun akan marah, jika dipaksa menjilat nanah yang
mengalir dikaki tuannya
ALANG LOMA
Kau terlalu berburuk sangka,PuanSuri.
-
dialog dalam bentuk puisi sbb :
Perhatikan
kata-kata dalam bentuk puisi di bawah ini :
PUAN SURI :
Kanda !
Si pendurhaka itukah yang kanda bela.
Panglima zalim itukah yang kanda
sembah.
Sultan Syah Alam dibunuhnya.
Tahta kerajaan dirampasnya.
Perbuatan itukah yang dibangga.
( Puang …..Temul
Amsal)
ALANG LOMA :
perkasa, bukan mencencang
sembarangan.
gagah, bukan berarti
membusungkan dada.
menapak, harus penuh
perkiraan.
melangkah, harus penuh
perhitungan
surut, bukanlah menyerah dalam
pertempuran.
luka, bukanlah kalah dalam
pertarungan.
kita menanti dan menanti.
saat itu pasti tiba.....
jalak akan datang
dengan payung kemenangan.
( Puang …..Temul
Amsal)
ALANG LOMA :
entahlah. (pause).
panglima tanpa raja…..
bagaikan parang kehilangan
mata.
panglima tanpa sultan….
bagaikan pedang tak
bertuan.
aku takkan mampu berdiri
sendiri.
( Puang …..Temul
Amsal
- dialog dalam bentuk pantun :
Percakapan antara pelaku,
selain mempergunak an kata-kata biasa, pada adegan-adegan terten tu kata-kata
tersebut diucapkan dalam untaian pantun, seperti : percakapan antara Hulubalang
Sabak Auh dan Panglima Kudin dalam cerita “Hancurnya Benteng Mempusun”
tulisan Essa Putra Asaggaf berikut ini :
SABAK AUH:
tanam cendawan dikayu mati
sesudah mati dibuat sayur
tuan pahlawan berani ati
hamba pahlawan berani hancur
KUDIN :
sungai rengas
tanahnya subur
tempat orang bertanam ubi
sungguh
pandai tuan menghibur
pantaslah orang kepercayaan negeri
SABAK AUH:
tanam delima tumbuh
delima
tumbuh mari diatas kayu
tuan
panglima hamba panglima
belum
dicoba belumlah tahu
----------
c. tekhnik
permainan :
Dalam tekhnik permainan ini banyak sekali
digambarkan bagaimana sikap seseorang terhadap orang lain yang berada di
sekitarnya. Sikap bawahan terhadap atasan, cara seorang masyarakat biasa
menghormati pimpinan, sikap orang muda berhadapan dengan orang tua dan
sebagainya.
d.
pementasan :
Pementasan teater bangsawan tidak terlepas dari
menghadirkan unsure seni musik dan tari melayu disamping suguhan lawak yang
biasanya diperankan oleh Bujang Selamat. Seni musik dan tari tersebut selalu
hadir dalam pertukaran babak maupun dalam lakon cerita yang dipagelarkan.
Penutup
Saya menyadari, betapa banyaknya
corak ragam seni budaya Melayu, khususnya di Riau ini , namun saya rasa cukup
memadailah dalam waktu yang singkat ini, saya mengam bil contoh dan merujuk pada
Teater Bangsawan, karena justru cabang kesenian ini merupa kan cabang kesenian
yang komfleks.
anak muda pakai kopiah
kepala kain sebelah dikiri
kalau ada silap dan salah
jangan dijalin dalam hati
Pekanbaru, 19 Oktober 2012
Temul Amsal